pernahkah anda berfikir bagaimana jadinya jika 2 buah benda dengan massa yang berbeda dijatuhkan secara bersamaan dengan ketinggian yang sama?..
ya, mungkin sebagian dari anda pasti akan langsung berfikir dan yang terlintas di benak anda adalah tentu saja yang jatuh lebih dahulu adalah benda dengan massa yang lebih berat, maka anda perlu membuktikan itu.
jika anda sudah membuktikannya anda pasti tahu kebenaranya iya kedua benda tersebut walaupun mempunyai berat yang sama tetapi mereka tetap jatuh bersamaan mengapa? nah inilah jawaban yang anda perlukan.
Sebelum
masa Galileo, orang mempercayai pemikiran bahwa benda yang lebih berat
jatuh lebih cepat dari benda yang lebih ringan, dan bahwa laju jatuh benda
tersebut sebanding dengan berat benda itu. Galileo menemukan bahwa
semua benda akan jatuh dengan percepatan konstan yang sama jika tidak ada udara
atau hambatan lainnya. Ia menyatakan bahwa untuk sebuah benda yang jatuh dari
keadaan diam, jarak yang ditempuh akan sebanding dengan kuadrat waktu, (h ∝ t). Untuk
memperkuat penemuannya bahwa laju benda yang jatuh bertambah ketika benda itu
jatuh, Galileo menggunakan argumen yang cerdik. Sebuah batu berat
yang dijatuhkan dari ketinggian 2 m akan memukul sebuah tiang pancang lebih
dalam ke tanah dibandingkan dengan batu yang sama tetapi dijatuhkan dari
ketinggian 0,2 m. Jelas, batu tersebut bergerak lebih cepat pada ketinggian
yang pertama.
Galileo juga
menegaskan bahwa semua benda, berat atau ringan jatuh dengan percepatan yang
sama, jika tidak ada udara (hampa udara). Jika kita memegang selembar kertas
secara horizontal pada satu tangan dan sebuah benda lain yang lebih berat,
misalnya sebuah bola di tangan yang lain, dan melepaskan kertas dan bola
tersebut pada saat yang sama, benda yang lebih berat akan lebih dulu mencapai
tanah. Tetapi jika kita mengulang percobaan ini, dengan membentuk kertas
menjadi gumpalan kecil kita akan melihat bahwa kedua benda tersebut
mencapai lantai pada saat yang hampir sama.
Galileo yakin
bahwa udara berperan sebagai hambatan untuk benda-benda yang sangat ringan dan
memiliki permukaan luas. Tetapi pada banyak keadaan biasa, hambatan udara ini
bisa diabaikan. Pada suatu ruang di mana udara telah dihisap, maka benda ringan
seperti bulu atau selembar kertas yang dipegang horizontal akan jatuh dengan
percepatan yang sama seperti benda yang lain . Demonstrasi pada ruang hampa
udara seperti ini tidak ada pada masa Galileo, yang membuat
keberhasilan Galileo lebih hebat lagi.
Galileo sering
disebut “Bapak sains modern”, tidak hanya disebabkan isi dari sainsnya
(penemuan astronomik, inersia, jatuh bebas), tetapi juga gaya atau
pendekatannya terhadap sains (idealisasi dan penyederhanaan, matematisasi
teori, teori yang memiliki hasil yang dapat diuji, eksperimen untuk menguji
ramalan teoritis). Sumbangan Galileo yang spesifik terhadap pemahaman
kita mengenai gerak benda jatuh bebas dapat dirangkum sebagai
berikut:
“Pada suatu
lokasi tertentu di Bumi dan dengan tidak adanya hambatan udara, semua benda
jatuh dengan percepatan konstan yang sama”. Kita menyebut percepatan ini
percepatan yang disebabkan oleh gravitasi pada Bumi dan diberi simbol dengan g,
besar percepatan gravitasi kira-kira g = 9,80 m/s. Besar percepatan gravitasi g
sedikit bervariasi menurut garis lintang dan ketinggian, tampak pada Tabel 2.1.
Tetapi variasi ini begitu kecil sehingga kita bisa mengabaikannya untuk
sebagian besar kasus. Efek hambatan udara seringkali kecil, dan akan sering
kita abaikan. Bagaimanapun, hambatan udara akan tampak, bahkan pada benda yang
cukup berat jika kecepatannya besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar